Kamis, 15 Oktober 2009

Bogor

Perjalanan menuju Bogor kemaren lain dari biasanya karena bus yang dulunya lewat dari terowongan UKI gak lagi lewat dari situ karena ada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kemacetan. Jadinya naik travel (carry) yang nongkrong di sekitaran terowongan UKI itu.
Perjalanannya gak nyaman karena mobil yang kecil menjadikan sempit-sempitan di dalamnya uda gitu panas kali. keringat bercucuran kemana-mana. Tapi sesampainya di Bogor, semua lelah ilang karena ketemu teman-teman SMA dulu. Banyak perbincangan yang membuat hangat suasana. Apalagi teringat ama masa-masa SMA dulu. buat ketawa abis-abisan..hahahaha...

Uda itu nyalamin teman-teman yang wisuda di IPB. Semua nya terasa sangat bersahabat. Sampai malam suasananya asyik. Kemudian dijemput ama temanku. Dulu kosannya bagus dan kamar nya tertata rapi. Sekarang berantakan kali karena dia melihara ayam. Ayam jagonya banyak. Perawatannya sip bgt. Tiap pagi dikasih makan trus dikasi vitamin abis itu dimandiin terus dijemur. melebihin manusia kayaknya..hahahahaha....

Nayari baju BOGOR gak dapet karena katanya yang jual itu biasanya di hari minggu (pasar kaget). Abis itu pergi ke Tajur nyariin tas buat titipan teman dari Palembang. Sekarang di tempat teman suporter PSMS MEDAN. Andai aja tiap hari bisa jalan kayak gini. Tapi duitnya itu ya??hahahahahaha...........

Selasa, 13 Oktober 2009

Jakarta

Awal mula aku berangkat ke Jakarta dikarenakan suatu hal. Pertama ngeliat sepintas, Jakarta itu kota yang sangat besar dengan bangunan-bangunannya yang megah. Namun setelah melihat dari jarak dekat dan turun langsung ke daerah di Jakarta(walaupun hanya daerah-daerah tertentu), ternyata Jakarta itu adalah suatu daerah yang sangat padat penduduknya. Saking padatnya jalan meuju rumah-rumah penduduk hanya sekitar 1 meter. Hanya motor saja yang bisa masuk.
Padatnya kota Jakarta juga buat aku pusing. dalam hati bertanya, gimana caranya mereka bisa betah di Jakarta?Banyak bus yang lalu-lalang, pengamen dimana-mana. Sungguh pemandangan yang diluar dugaanku sebelumnya.
Kerasnya kota Jakarta juga ditunjukkan banyaknya jualan kaki lima yang berjualan di tempat-tempat yang bisa dikatakan kumuh.
Bagaimana nantinya kalau aku hidup di Jakarta ya???

AKU HARUS MENCOBA